Cinere | BMD
Tattoo yang dari dulu selalu diidentikkan dengan kriminalitas, perlahan-lahan mulai diterima di masyarakat sebagai salahsatu bentuk seni. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kaum hawa yang menggunakan tattoo pada bagian tubuhnya, tak terkecuali di Kota Depok.
“Sekarang, dalam sebulan, pelanggan yang membuat tattoo lebih banyak perempuan katimbang lelaki. Jadi, bisa dibilang bahwa tattoo tak selalau identik dengan pria, juga kriminalitas, tapi cenderung jadi bagian dari karya seni,” ungkap Beli Made, pemilik Studio Tattoo Phoenix di kawasan Cinere, Depok.
Kepada Jurnal Depok, Sabtu (19/3), Made mengatakan, gambar dan disain tattoo yang akan dipasang pada tubuh pelanggannya, biasanya dibawa sendiri, meski ia juga menyediakan beragam tattoo, sesuai kemauan dan pesanan pelanggan.
Biaya bikin tattoo di studio itu berbeda-beda, dan dihitung per centimeter dari ukuran dan disain tattoo. Harganya ada yang Rp 300.000 untuk tattoo ukuran 5 cm dan lebar 5 cm. Jika ukurannya di bawah itu, harganya sama, namun untuk ukuran lebar dan panjang lebih dari itu mendapat tambahan harga antara Rp 8.000 sampai Rp 20.000 per centimeter.
“Untuk peralatan membuat tattoo, kami jamin steril. Selain itu, sebelum membuat tattoo,  pelanggan wajib menandatangani 
Lia, salahsatu penggemar tattoo menyatakan bahwa tattoo sekarang bukan lambang kriminalitas lagi, karena itu sah-sah saja, jika perempuan mempunyai tattoo. “Aku punya delapan tattoo, dan semua punya filosofi dan artinya,” ujar mahasiswi salahsatu perguruan tinggi swasta tersebut.
Sebagai pengguna tattoo, Lia mengaku kerapkali dipandang negatif oleh orang yang belum mengenalnya. Selain itu, orangtuanyapun sempat tidak bisa menerima gambar dan tulisan yang bertebaran di sejumlah titik strategis di tubuh mungilnya. “Mama sempat nggak terima aku pakai tattoo. Tapi, setelah aku jelasin baik-baik, akhirnya dia luluh juga,” tandas mahasiswi semester akhir yang kini tengah menggarap skripsi itu kepada JurnalDepok, Sabtu (19/3).
Sementara itu, Seksolog kesohor, Dr Bona Simanungkalit menyatakan, tak masalah jika perempuan memakai tattoo, asal bentuk dan warnanya menarik serta si empunya tattoo berkulit bersih.
Yang harus diperhatikan dari tattoo yang permanen nempel di kulit itu, menurut Bona, adalah ketika kali pertama menggunakan peralatan tattoo. Kondisi kesehatan sang pengguna mesti fit. ”Alat yang digunakan, seperti jarum dan lainnya harus steril untuk menyegah penyebaran HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan Hepatitis B,” tandas dokter yang juga dosen di berbagai perguruan tinggi itu.
n Pius Yosep
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar